BAB III
PERAN ORANG TUA DAN KEBERHASILAN ANAKDALAM MEMPELAJARI AL-QUR’AN DI TPQ NURUL UMMAH
A.Usaha-usahayangDilakukan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Anak dalam Belajar
1. Dasar dan Tujuan
Setiap usaha atau kegiatan idealnya haruslah mempunyai dasar dan tujuan, hal ini disebabkan dasar dan tujuanyang dapat berfungsi sebagai ukuran keberhasilan. Begitu pula halnya dengan usaha yang dilakukan orang tua dalam keberhasilan anak, haruslah mempunyai dasar dan tujuan.
Usaha-usaha yang dilakukan orang tua dalam dunia pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam seluruh proses pendidikan itu sendiri dimana orang tua dapat menentukan pilihan yang tepat untuk anaknya, karena seorang anak sangat memerlukan bimbingan dari orang tua, hal ini berdasarkanpada sifat-sifat secara umum, dengan harapan orang tua dapat membina anak yang dapat mengantarkan manusia kepada kehidupan yang sejahtera di dunia dan akhirat.
Adapun tujuan dari usaha-usaha orang tua dalam keberhasilan anak adalah memberikan perhatian orang tua terhadap aktivitas belajar, karena perhatian orang tua mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan belajar anak. Sedangkan orang tua yang tidak memperhatikan aktivitas belajar maka tidak akan mempengaruhi keberhasilan belajar anak. Selain itu juga bertujuan membina anak untuk melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam, sehingga terbentuk pribadi yang bermental agama, yaitu bertaqwa, berakhlak karimah dan beramal sholeh[1].
2. Usaha-usaha yang dilakukan orang tua di TPQ Nurul Ummah
Untuk meningkatkan konsentrasi belajar anak dan menanggulangi problem-problem yang dihadapi anak dalam belajar Al-Qur’an di TPQ Nurul Ummah maka orang tua di TPQ Nurul Ummahmelakukan langkah-langkah diantaranya sebagaimana tabel berikut ;
Tabel VII
USAHA YANG DILAKUKAN ORANG TUA AGAR PUTRA-PUTRINYA CEPAT LULUS DARI TPQNU
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Persentase
Menyuruh belajar dengan cara didampingi
26
74.3%
Menyuruh belajar sambil diawasi
4
11.4%
Menyuruh belajar sendiri
2
5.7%
lainnya
3
8.6%
Jumlah
35
100%
Dari tabel penelitian yang didapat dengan cara penyebaran angket, menunjukkan bahwa dari 35 responden orang tua (wali santri) TPQ Nurul Ummah sebanyak 26 orang (74.3%) mereka menyatakan “menyuruh belajar dengan cara didampingi” usaha yang dilakukan orang tua agar putra/putrinya cepat lulus di TPQ Nurul Ummah, sedangkan 4 orang (11.4%) menyatakan “menyuruh belajar sambil diawasi”, dan 2 orang (5.7%) dari responden menyatakan “menyuruh belajar sendiri”, dan sebanyak 3 orang (8.6%) menyatakan “lainnya”
Berdasarkan persentase di atas dapat penulis simpulkan bahwa orang tua (wali santri) TPQ Nurul Ummah melakuan usaha-usaha agar putra/putrinya cepat lulus di TPQ Nurul Ummah yaitu dengan cara menyuruh belajar sambil didampingi dan diawasi dengan dibetulkan apabila terdapat kekeliruan serta menyuruh untukbelajar sendiri. Selain itu sebagian orang tua/wali santri TPQ Nurul Ummah juga melakukan langkah-langkah sebagaimana berikut ;
a.Senantiasa berusaha melahirkan motivasi bagi putra/putrinya untuk terus belajar Al-Qur’an dan giat.[2] Motivasi dalam belajar terdiri dari dua macam yaitu bersifat internal dan eksternal. Motivasi yang bersifat internal merupakan motivasi paling kuat dan paling penting. Misalkan kita berusahamenggali dari dalam dirinya rasa cinta terhadap ilmu layaknya beribadah kepada Allah serta taat kepada-Nya. Sedangkan motivasi yang bersifat eksternal, misalnyamemberikan rangsangan dengan hadiah-hadiah dan bonus-bonus yang lebih disukai dan lebih tepat bagi putra-putrinya. Serta menceritakan kepadaanaknya tentang orang-orang yang sukses.
b.Konsisten dalam membantu putra/putrinya dengan pengawasan dan bimbingan, bukan dengan mendikte dan memberi perintah karena di TPQ Nurul Ummah pembelajaran Al-Qur’annya menggunakan metode qiraati sehinggasantri diharapkan mampu membaca Al-Qur’an dengan Lancar, Cepat, Tepat dan Benar (LCTB) sesuai dengan kaidah tajwidnya. Serta orang tua selalu merangsang dirinya dengan menanamkan rasa percaya diri dalam jiwa anak[3].
c.Mempersiapkan tempat belajar[4]. Hal ini dilakukan dengan cara mengurangi kegaduhan dan dengan memberikan cahaya lampu yang cukup dan benar, yakni disebelah kirinya dan jangan sampai redup, sehingga penerangan itu dapat membantunya belajar.
d.Memperhatikan kesehatan dan gizinya dengan selalu mengecek keadaan kesehatannya secara teratur, karena itu dapat berpengaruh dalam meningkatkan daya tangkap dan serap ketika sedang belajar di TPQ Nurul Ummah.
e.Memperhatikan anak untuk melakukan proses pengulangan dari satu waktu ke waktu yang lainnya baik itu mengulang materi yang sudah diajarkan maupun materi yang belum diajarkan di TPQ Nurul Ummah[5]. Denganini orang tua dapat membantu mengarahkan dan mengawasi.
f.Menyuruh rajin masuk dan menggugah kesadaran untuk belajar[6]
g.Mengantar putra/putrinya ketika berangkat ke TPQ Nurul Ummah serta menjemput ketika anak sudah pulang dan setelah menjalankan sholat berjamaah dengan anak-anak yang lainnya dengan didampingi para ustadz TPQ Nurul Ummah.
h.Mendo’akan putra-putrinya baik dilakukan oleh orang tua sendiri-sendiri maupun dilaksanakan dengan bersama-sama atau dapat disebut dengan istilah mujahadah Wali Santri TPQ Nurul Ummah[7].
B.Peran Orang Tua Terhadap Keberhasilan Anakdi TPQ Nurul Ummah
Selain mengurus anak-anak dan mencari nafkah, orang tua juga berkewajiban membimbing dan mendidik anak dalam keluarga. Melakukan bimbingan dan mendidik dapat dilakukan sejak anak berusia dini, dengan berbagai pembiasaan yang baik, kecerdasan anak dapat diarahkan secara baik dan benar.
Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana peranan orang tua terhadap keberhasilan anak dalam mempelajariAl-Qur’an dengan metode qiraati di TPQ Nurul UmmahKotagede Yogyakarta di bawah ini akan kami paparkan hasil penelitian penulis sebagai berikut :
Tabel VIII
PENDAPAT ORANG TUA TENTANG PENGAJARANQIRAATIDI TPQNU
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat menyenangkan
12
34.3%
Menyenangkan
23
65.7%
Membosankan
-
-
Kurangmenarik
-
-
Jumlah
35
100%
Dari tabel penelitian yangdidapat dengan cara penyebaran angket tersebut menunjukkan bahwa 12 orang (34.3%) orang tua (wali santri) TPQ Nurul Ummah bahwa mereka menyatakan “sangat menyenangkan” pengajaran qiraati di TPQ Nurul Ummah, sedangkan 23 orang (65.7%) menyatakan “menyenangkan” tentang pengajaran qiraati di TPQ Nurul Ummah. Sedangkan yang menyatakan “membosankan dan kurang menarik sama sekali tidak ada.
Dari persentase tersebut dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran Al-Qur’an dengan metode qiraati di TPQ Nurul Ummah dapat dikatakan menyenangkan bahkan ada 34.3%dari responden menyatakan sangat menyenangkan. Menurut penelusuran penulis baik kepada orang tua (wali santri), kepada santri maupun pada ustadz memang metode qiraati berbeda dengan metode-metode yang lainnya. Terutama target yang harus dicapai sangat memuaskan dibanding dengan metode yang lain[8]. Dimana metode qiraati menekankan pada kualitas bacaan yang mengharapkan peserta didik untuk dapat membaca dengan lancar, cepat, tepat dan benar.Dalam dunia moderen sekarang ini setiap orang cenderung pada hal-hal yang praktisoleh karena itu di TPQ Nurul Ummah dalam pembelajarannya menggunakan metode qiraati karena metode qiraati merupakan salah satu metode praktis cara belajar membaca al-Qur’an[9] selain itu dalam metode qiraati menekankan pada kualitas bacaan yaitu Lancar, Cepat, Tepat dan Benar, dengan hal ini maka banyak orang tua yang tertarik memilihkan pada anaknya untuk mempelajari al-Qur’an dengan metode qiraati di TPQ Nurul Ummah meskipun jaraknya berjauhan dari rumahnya.
Tabel VIX
MINAT ORANT TUA AGAR ANAKNYA MEMPELAJARIAL-QUR’AN DENGAN METODE QIRAATI
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat berminat
31
88.6%
Biasa-biasa saja
3
8.6%
Tidak berminat
-
-
lainnya
1
2.9%
Jumlah
35
100%
Tabel penelitian yang didapat dengan cara penyebaran angket tersebut, menunjukkan bahwa 31 orang (88.6%) dari 35 orang tua (wali santri) TPQ Nurul Ummah bahwa mereka menyatakan “sangat berminat” agar anaknya untuk mempelajari Al-Qur’an dengan metode qiraati di TPQ Nurul Ummah, sedangkan 3 orang (8.6%) menyatakan “biasa-biasa saja” agar anaknya untuk mempelajari Al-Qur’an dengan metode qiraati di TPQ Nurul Ummah. Sedangkanyang menyatakan tidak berminat sama sekali tidak ada. Dan ada 1 orang (2.9%) yang memilih lainnya yaitu “berminat”.
Dalam hal ini dapat penulis simpulkan,bahwa sebagian besar orang tua (wali santri) TPQ Nurul Ummah sangat berminat agar putra/putrinya mempelajari Al-Qur’an dengan metode qiraati di TPQ Nurul Ummah, kalaupun masih menyisakan 8.6% yang menyatakan biasa-biasa saja dan 2.9% mayatakan yang lainnya yaitu berminat. Hal ini menunjukkan bahwa pendapat orang tua sangat berminat agar putra/putrinya dalam mempelajari Al-Qur’an dengan menggunakan metode qiraati. Dan dari hasil wawancara beberapa ustadz metode qiraati lebih terjaga kebenarannya, karena setiap ustadz yang mengajar dengan metode qiraati harus lulus tashih yang diberikan koordinator qiraati selain itu juga adanya pembinaan baik dengan tadarus Al-Qur’an dengan cara disimak oleh ustadz yang lain setiap dua minggu sekali mapun dengan acara empat bulan sekali yang diadakan oleh koordinator cabang qiraati[10].
Tabel VX
PERASAAN ORANG TUA KETIKAANAKNYA AKAN BERANGKAT MENGAJI DI TPQNU
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Persentase
Semangat
29
82.9%
Biasa-biasa saja
-
-
Cuek
-
-
lainnya
6
17.1%
Jumlah
35
100%
Melihat tabel penelitian yang didapat dengan cara penyebaran angket tersebut, bahwa 29 orang ( 82.9%) orang tua (wali santri) TPQ Nurul Ummah menyatakan “semangat” ketika anak akan berangkat mengaji di TPQ Nurul Ummah. Sedangkan yang menyatakan “biasa-biasa saja”dan menyatakan“cuek” tidak ada sama sekali,Sedangkan yang menyatakan lainnya berjumlah 6 orang (17.1%).
Berdasarkan persentase tersebut dapat penulis simpulkan, bahwa orang tua (wali santri) TPQ Nurul Ummah mempunyai rasa semangat ketika anaknya akan berangkat ngaji. Sedangkan sebanyak 17.1% menyatakan lainnya yaitu menyatakan senang dan sangat senang karena anak dapat belajar membaca Al-Qur’an, senang sekali serta ada yang mengatakan sangat bahagia. Hal ini disebabkan karenapada zaman moderen sekarang ini banyak anak-anak yang tidak mau mengaji karena terpengaruh pada lingkungan, terutama di lingkungan perkotaan yang yang telah disibukan dengan les atau kegiatan ekstra sekolah atau keasikan bermain game atau yang sejenisnya[11]. Dalam hal ini perasaan orang tua juga dapat memepengaruhi keseriusan anak ketika belajar, karena secara psikologisketika anak meninggalkan meninggalkan orang tuayang sedang sedih maka secara otomatis anak akan merasakan sedih pula sehingga akan terpengaruh pada konsentrasi siswa.
Tabel XI
KEAKTIFAN ANAKMENGIKUTI KEGIATAN
BELAJAR-MENGAJAR
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat rajin
2
5.7%
Rajin
29
82.9%
Kadang-kadang hadir
4
11.4%
Tidakpernah hadir
-
-
Jumlah
35
100%
Dari tabel penelitian yang didapat dengan cara penyebaran angket tersebut, menunjukkan bahwa 2 orang (5.7%) dari 35 orang tua (wali santri) TPQ Nurul Ummah menyatakan “sangat rajin” keaktifan anak dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar di TPQ Nurul Ummah, sedangkan yang menyatakan “rajin” sebanyak 29 orang (82.9%) sedangkan yang menyatakan “kadang-kadang hadir” hanya 4 orang (11.4%) dan yang menyatakan “tidak pernah hadir” tidak ada sama sekali.
Dalam hal ini dapat penulis simpulkan bahwa santri TPQ Nurul Ummah termasuk rajin dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar di TPQ Nurul Ummah walupun kegiatan belajar-mengajar dilaksanakan setiap hari kecuali hari Minggu dan hari-hari besar Islam. Namun menurut observasi penulis dan wawancara pada ustadz di lapangan ada beberapa santri yang kadang-kadang tidak masuk tanpa keterangan[12] padahal dari pihak pengelola sudah mengingatkan kepada wali santri apabila santri tidak dapat masuk diharapkan untuk izin baik melalui surat maupun dengan fasilitas telepon[13].
Tabel XII
SIKAP ORANG TUA KETIKA ANAK TIDAK MAUBERANGKAT NGAJI
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Persentase
Memarahi anak
9
25.7%
Memberi tugas untuk belajar
13
37.1%
Dibiarkan saja
-
-
Lainnya
13
37.1%
Jumlah
35
100%
Melihat tabel penelitian yang didapat dengan cara penyebaran angket tersebut, menunjukkan bahwa 9 orang (25.7%) menyatakan bahwa mereka “memarahi anak” ketika anaktidak mau berangkat ngaji, sedangkan 13 orang (37.1%) mereka menyatakan “memberi tugas untuk belajar” ketika tidak mau berangkat ngaji, sedangkan yang menyatakan “dibiarkan saja’ sama sekali tidak ada. Dan sebanyak 13 orang (37.1%) menyatakn lainnya.
Dari data angket tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa orang tua (wali santri) TPQ Nurul Ummah mempunyai perhatian terhadap anak, terbukti ketika anak tidak mau berangkat ngaji orang tua memarahi atau memberi tugaskepada anak untuk belajar. Dan ada sebagian wali santri yang memberi nasehat, pengarahan dan motivasi agar anak mau hadir atau berangkat ngaji.
Sikap orang tua ketika anak tidak mau ngaji akan memberikan pengaruh terhadap anak, ketika anak tidak mau ngaji tetapi orang tuanya hanya membiarkan saja maka anak tidak mempunyai beban dan merasa senang atau merasa bebas walupun tidak berangkat ngaji. Akan tetapi ketika ada anak yang tidak mau ngaji tetapi orang tua memarahinya maka anak akan merasa mempunyai kewajiban yang harus dilaksanakan sehingga keesokan harinya tidak diulangi lagi, Sehingga dapat mendidik anak untuk selalu disiplin dalam kegiatan belajar-mengajar.
Tabel XIII
SANTRI YANG MENGULANGI MATERI YANG TELAH DIAJARKAN DARI TPQNU KETIKADI RUMAH
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat sering
2
5.7%
Sering
11
31.4%
Kadang-kadang
21
60%
Tidak pernah
1
2.9%
Jumlah
35
100%
Dari data penelitian yang didapat dengan cara penyebaran angket tersebut, menunjukkan bahwa 2 orang (5.7%) menyatakan “sangat sering” santri yang mengulangi materi yang diajarkan di TPQ Nurul Ummah ketika di rumah, sedangkan 11 orang(31.4%) menyatakan “sering”,dan yang menyatakan kadang-kadang sebayak 21 orang (60%), sedangkan yang menyatakan tidak pernah hanya 1 orang (2.9%).
Berdasarkan persentase tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa santri TPQ Nurul Ummah masih kurang dalam mengulangi pelajaran yang telah diajarkan di TPQ Nurul Ummah sehingga perlu ditingkatkan lagi karena dalam ujian kenaikan tingkat atau kenaikan jilid santri akan diuji oleh kepala TPQ dengan cara membaca materi yang diajarkansecara acak sehingga santri yang biasa mengulang materi pelajaran dengan yang tidak biasa mengulang akan berbeda hasilnya.[14]
Tabel XIV
SANTRIYANG MEMPELAJARI MATERI YANG AKAN DIAJARAKAN DI TPQNU KETIKA MASIH DI RUMAH
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat sering
3
8.6%
Sering
9
25.7%
Kadang-kadang
20
57.1%
Tidak pernah
3
8.6%
Jumlah
35
100%
Tabel penelitia yang di dapat dengan cara penyebaran angket tersebut, menunjukkan bahwa 3 orang (8.6%) menyatakan “sangat sering” bahwa anaknya mempelajari materi yang akan diajarkan di TPQ Nurul Ummah, sedangkan 9 orang (25.7%) menyatakan ‘sering’ dan yang menyatakan “kadang-kadang” sebanyak 20 Orang (57,1%) sedangkan yang menyatakan tidak pernah hanya 3 orang (8,6%).
Berdasarkan persentase terbesar, dapat penulis simpulkan bahwa santri TPQ Nurul Ummah masih perlu ditingkatkan untuk belajar materi yang akan diajarkan. Berdasarkan pengamatan dan wawancara penulis kepada beberapa santri yang persiapan atau mempelajari materi sebelum diajarkan santri tersebut akan lebihcepat menguasai materi, sehingga akan lebih cepat naik jilid dan khatamnya[15]. Karena di TPQ Nurul Ummah menggunakan metode qiraati dimana proses pembelajarannya ketika sorogan[16] menentukan lulus dan tidaknya santri.
Tabel XV
PERASAAN ORANG TUA KETIKA ANAK TIDAK MAU BELAJAR MATERI DARI TPQNU
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Sedih
10
28.6%
Sedih
21
60%
Biasa-biasa saja
1
2.9%
Senang
3
8.6%
Jumlah
35
100%
Berdasarkan tabel penelitian yang didapat dengan cara penyebaran angket kepada orang tua (wali santri) TPQ Nurul Ummah menunjukkan bahwa 10 orang (28,6%) wali santri TPQ Nurul Ummah menyatakan ‘sangat sedih” ketika anaknya tidak mau belajar materi dari TPQNU, sedangkan yang menyatakan ‘sedih” sebanyak 21 orang (60%), dan 1 orang (2,9%) menyatakan “biasa-biasa saja” serta 3 orang (8.6%) menyatakan senang ketika anaknya tidak mau belajar materi dari TPQNU.
Berdasarkan persentase di atas dapat penulis simpulkan bahwa kebanyakan orang tua (wali santri) TPQ Nurul Ummah merasa sedih apabila anaknya tidak mau belajar materi yang diajarkan di TPQ Nurul Ummah meskipun ada 8,6% yang menyatakan senang ketika anaknya tidak mau belajar materi dari TPQNU.
Tabel XVI
ORANG TUA YANG MEMBERI PENGARAHAN KETIKA BELAJAR KEPADA PUTRA/PUTRINYA
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sering
24
68.6%
Kadang-kadang
11
31.4%
Jarang sekali
-
-
Tidak pernah
-
-
Jumlah
35
100%
Dari tabel penelitian yang didapat dengan cara penyebaran angket teserbut, menunjukkan bahwa 24orang (68.6%) menyatakan ‘sering’ bahwa orang tua (wali santri) TPQ Nurul Ummah memberi pengarahan tentang belajar kepada putra/putrinya, sedangkan 11orang (31.4%) menyatakan “kadang-kadang” dan yang menyatakan “jarang sekali “ dan “tidak pernah” sama sekali tidak ada.
Berdasarkan persentase di atas dapat penulis simpulkan, bahwa wali santri TPQ Nurul Ummah sering memberi pengarahan kepada putra-putrinya ketika belajar, terbukti dari beberapa respoden tidak ada yang menyatakan jarang sekali dan tidak pernah meskipun ada 31,4% yang menyatakan kadang-kadang.
Tabel XVII
ORANG TUA YANG SERING MEMBERI PEKERJAAN PADA ANAK KETIKA DI RUMAH
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Persentase
Ya, sering
7
20%
Kadang-kadang
20
57.1%
Jarang sekali
6
17.1%
Tidak pernah
2
5.7%
Jumlah
35
100%
Melihat tabel penelitian yang didapat dengan cara penyebaran anket tersebut, menunjukkan bahwa 7orang (20%) responden menyatakan ‘ya,sering’ mereka sering memberi pekerjaan kepada anak ketika di rumah, sedangkan 20 orang (57,1%) mereka meyatakan “kadang-kadang” dan 6 orang (17,1%) menyatakan “jarang sekali” serta 2 orang (5,7%) menyatakan “tidak pernah” memberi pekarjaan kepada anak ketika di rumah.
Dari persentase di atas penulis dapat menyimpulkan, bahwa wali santri TPQ Nurul Ummah kebanyakan memberi pekerjaan kepada putra/putrinya ketika di rumah meskipun kadang-kadang hal ini sebenarnya dapat menembah beban anak sehingga ketika anak belajar tidak merasa nyaman, namun ada sisi baiknya memberi pekerjaan pada anak yaitu untuk melatih sianak supaya cepat dewasa.dan melatih anak untukterampil dalam segala hal.
Tabel XVIII
FREQUENSI ORANG TUA YANG MENDAMPINGI ANAK KETIKA ANAK SEDANG BELAJAR MATERI YANG DIAJARKAN DI TPQNU
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Persentase
Ya, sering
18
51.4%
Kadang-kadang
13
37.1%
Jarang sekali
1
2.9%
Tidak pernah
3
8.6%
Jumlah
35
100%
Dari tabel penelitian yang diperoleh dengan cara menyebarkan angket, menunjukkan bahwa 18 orang (51.4%) dari 35 orang tua (wali santri) TPQ Nurul Ummah menyatakan “ya,sering” mereka mendampingi anak ketika sedang belajar materi yang diajarkan di TPQ Nurul Ummah, sedangkan 13 orang (37.1%) menyatakan“kadang-kadang” dan yang menyatakan “jarang sekali” hanya 1 orang (2,9%), sedangkan yang menyatakan “tidak pernah” sebayak 3 orang (8.6%).
Dari persentasediatas dapat dilihat, bahwawali santri TPQ Nurul Ummah mempunyaikepedulian terhadap anaknya dalam belajar yaitu dengan cara mendampingi putra/putrinya ketika sedang belajar. Walaupun ada beberapa orang tua yang menyatakan jarang sekali atau tidak pernah mendampingi anak dalam belajar hal ini disebabkan kesibukan orang tua namun ketika penulis wawancara dengan salah satu santri yang orang tuanya sibuk, dia ketika belajar didampingi oleh pembantunya.[17]
Tabel XIX
PENDAPAT ORANG TUA KETIKA PUTRA/PUTRINYA BELAJAR AL-QUR’AN DENGAN METODE QIRAATI
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat tepat
19
54.3%
Tepat
16
45.7%
Tidak tahu
-
-
Salah
-
-
Jumlah
35
100
Melihat tabel penelitian yang didapat dengan cara penyebaran angket tersebut, menunjukkan bahwa 19 orang (54,3%) dari 35 responden mereka menyatakan “sangat tepat” bahwa putra/putrinya belajar Al-Qur’an dengan metode qiraati, sedangkan 16 orang (45.7%) mereka menyatakan “tepat”, sedangkan yang menyatakan “tidak tahu’ dan “salah” tidak ada sama sekali.
Dari persentase di atas dapat penulis simpulkan bahwa metode qiraati sangat tepat ketika digunakan untuk mempelajari Al-Qur’an khususnya di TPQ Nurul Ummah.
Tabel XX
PENDAPAT ORANGTUA TENTANG METODE QIRAATI SUDAH SESUAI DENGAN MATERI YANG DIAJARKAN DI TPQNU
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat sesuai
11
31.4%
Sesuai
23
65.7%
Tidak tahu
1
2.9%
Tidak sesuai
-
-
Jumlah
35
100%
Dari tabel penelitia yang didapat dengan cara meyebarkan angket kepada wali santri TPQ Nurul Ummah, menunjukkan bahwa 11orang( 31.4%) menyatakan “sangat sesuai” materi yang diajarkan di TPQ Nurul Ummah denganmetode qiraati. Sedangkan 23 Orang (65.7%) mereka menyatakan “sesuai” dan yang menyatakan “tidak tahu” hanya 1 orang (2,9%) sedangkan yang menyatakan “tidak sesuai” tidak ada sama sekali.
Berdasarkan persentase di atas dapat penulis simpulkan, bahwa orang tua (wali santri TPQ Nurul Ummah) berpendapat mengenai materi yang diajarkan di TPQ Nurul Ummah sesuai dengan metode qiraati. Hal ini berdasarkan persentase yaitu 31.4% menyatakan sangat sesuai dan 65.7% menyatakan sesuai.
Tabel XXI
FREQUENSI ORANG TUA YANG MENGANTAR PUTRA/PUTRINYA KETIKA BERANGKAT NGAJI
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat sering
26
74.3%
Sering
8
22.9%
Kadang-kadang
1
2.9%
Tidak pernah
-
-
Jumlah
35
100%
Dari tabel penelitian yang didapat dengan cara penyebaran angket, menunjukkan bahwa 26 orang (74.3%) dari 35 orang tua (wali santri TPQ Nurul Ummah sebagairesponden merekamenyatakan “sangat sering” mengantar pura/putrinya ketika berangkat ngaji di TPQ Nurul Ummah,sedangkan 8 orang (22.9%) menyatakan ‘sering’ danyang menyatakan kadang-kadang hanya 1 orang (2.9%), sedangkan yang menyatakan “tidak pernah” sama sekali tidak ada.
Berdasarkan persentase tersebut di atas dapat penulis simpulkan, bahwa orang tua (wali santri) TPQ Nurul Ummah sangat sering mengantar putra/putrinya ketika berangkat ngaji di TPQ Nurul Ummah hal ini menurut pengamatan dari penulis disebabkan karena jarak antara rumah dengan TPQ Nurul Ummah berjauhan dan beberapa wali santri yang menyatakan kadang-kadang ini karena jarak antara rumah dengan TPQ Nurul Ummah berdekatan.
Tabel XXII
FREQUENSI ORANG TUA YANG MENDAMPINGI ANAKNYA KETIKA MENGAJIDI TPQNU
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat sering
2
5.7%
Sering
4
11.4%
Kadang-kadang
10
28.6%
Tidak pernah
19
54.3%
Jumlah
35
100%
Melihat tabel penelitian yang di dapat dengan cara penyebaran angket tersebut, menunjukkan bahwa 2 orang (5.7%) dari 35 responden menyatakan “sangat sering” mereka mendampingi anaknya ketika mengaji di TPQ Nurul Ummah, sedangkan 4orang (11,4%) menyatakan “sering” dan 10 orang (28,6%) menyatakan “kadang-kadang” sedangkan 19 orang (54,3%) menyatakan tidak pernah.
Dari persentase di atas dapat penulis simpulkan, bahwa orang tua (wali santri) TPQ Nurul Ummah sebagian besar tidak pernah mendampingi puta-putrinya. Hal ini disebabkan karena anak sudah mandiri karena obyek yang penulis teliti hanya pada jilid III ke atas sehingga santri sudah merasa senang dan nyaman belajar di TPQ Nurul Ummah, namun ketika melihat pada anak-anak yang masih jilid satu kebanyakan santri minta didampingi orang tua terutama ketika awal-awal masuk di TPQ Nurul Ummah.
Tabel XXIII
PENDAPAT ORANG TUA TENTANG MATERI YANG DIAJARKAN USTADZ/AH KEPADA SANTRI
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat cocok
11
31.4%
Cocok
15
42.9%
Cukup/sedang
9
25.7%
Tidak cocok
-
-
Jumlah
35
100%
Tabel penelitian yang didapat dengan cara penyebaran angket tersebut, menunjukkan bahwa 11 orang (31.4%) dari 35 responden mereka menyatakan “sangat cocok” tentang materi yang diajarkanustadz kepada santri di TPQNurulUmmah, sedangkan 15 orang (42.9%) menyatakan “cocok”, dan yang menyatakan “cukup/sedang” sebanyak 9 orang (25.7%),sedangkan yang menyatakan “tidak cocok”sama sekali tidak ada.
Berdasarka persentase terbesar, dapat penulis simpulkan bahwa orang tua (wali santri) TPQ Nurul Ummah berpendapat cocok tentang materi yang diajarkan uatadz/ah kepada santrinya.
Tabel XXIV
ORANG TUA YANG MEMBERIKAN HADIAH KETIKA ANAK LULUS DALAM UJIAN KENAIKAN TINGKAT/JILID
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sering
3
8.6%
Kadang-kadang
19
54.3%
Tidak pernah
12
34.3%
Tidak tahu
1
2.9%
Jumlah
35
100%
Berdasarkan tabel penelitian yang didapat dengan cara penyebaran angket tersebut, menunjukkan bahwa 3 orang (8.6%) menyatakan ‘sering’ memberi hadiah ketika anak lulus ujian kenaikan tingkat/jilid di TPQ Nurul Ummah, sedangkan 19 orang (54.3%) menyatakan “kadang-kadang” dan yang menyatakan “tidak pernah” sebanyak 12 orang (34.3%), sedangkan yang menyatakan “tidak tahu” hanya 1 orang (2,9%).
Dari persentase di atas dapat penulis simpulkan, bahwa orang tua (wali santri) TPQ Nurul Ummah masih kurang memberi perhatian kepada anak terutama ketika anak lulus dalam ujian kenaikan baik itu kenaikan jilid maupun kenaikan tingkat. Hal ini sebenarnya dapat memberi pengaruh terhadap anak ketika dalam belajar, anak ketika belajar tentunya mempunyai harapan atau imbalan yang akan diberikan oleh orang lain. Sehingga apabila orang tua yang sering memberi hadiah kepada anaknya ketika lulus dalam ujian akan memeberikan motivasi tersendiri pada anak.
Tabel XXV
PENDAPAT ORANG TUA PADA ANAKNYA YANG MERASA SENANG BELAJAR DI TPQNU
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat merasa senang
10
28.6%
Merasa senag
24
68.6%
Gelisa
1
2.9%
Sangat gelisah
-
-
Jumlah
35
100%
Dari tabel penelitian yang didapat dengan cara menyebarkan angket kepada orang tua (wali santri) TPQ Nurul Ummah, maka menunjukkan bahwa 10 orang (28.6%) dari 35 respondenmenyatakan “sangat merasa senang” anak belajar di TPQ Nurul Ummah, sedangkan 24 orang (68.6%) menyatakan anaknya “merasa senang” dan 1 orang (2.9%) menyatakan anaknya “gelisa”, sedangkan yang menyatakan anaknya merasa “sangat gelisa” tidak ada sama sekali.
Berdasarkan persentase di atas, penulis dapat menyimpulkanmenurut pendapat orang tua (wali santri) TPQ Nurul Ummah, bahwaanak belajar di TPQ Nurul Ummah pada umumnya merasa senang meskipun ada 2.9% dari responden yang menyatakan gelisa, berdasarkan pengamatan peneliti hal ini disebabkan karena ada beberapa santri nakal yang sering mengganggu temannya sehingga anak merasa gelisa.
Tabel XXVI
PENDAPAT ORANG TUA MENGAPA MEMILIH TPQNU SEBAGAI TEMPAT ANAKNYA UNTUK BELAJAR MENGAJI
Pilihan Jawaban
Frekuensi
Persentase
Karena metode pengajarannya sangat baik
25
71.4%
Ustadz/ustadzahnya terdiri dari santri pondok pesantren
7
20%
Ikut-ikutan teman
1
2.9%
lainnya
2
5.7%
Jumlah
35
100%
Melihat tabel penelitian yang didapat dengan cara penyebaranangket tersebut, menunjukkan bahwa 25 orang (71.4%) orang tua (wali santri) TPQ Nurul Ummah menyatakan “metode pengajarannya sangat baik” ketika berpendapat mengapa memilih TPQ Nurul Ummah sebagai tempat anaknya untuk belajar mengaji. sedangkan 7 orang (20%) menyatakan ‘ustadz/ustadzahnya terdiri dari santri pondok pesantren, dan 1 orang (2.9%) menyatakan “ikut-ikutan teman” dan orang tua (wali santri TPQ Nurul Ummah yang menyatakan “lainnya’2 orang (5.7%).
Dari persentase di atas dapat penulis simpulkan,bahwa kebanyakan wali santri memilih TPQ Nurul Ummah karena metode pengajarannya sangat baik,meskipun ada 20% dari responden yang menyatakanustadz/ustadzahnya terdiri dari santri pondok pesantren dan 2.9% hanya ikut-ikutan teman. Selain itu juga ada yang berpendapat yakin dan mantap di TPQ Nurul Ummah karena kegiatan belajar-mengajarnya masuk setiap hari sehinga melatih untuk disiplin dan dibandingkan dengan tempat yang lain anak cenderung lebih suka banyak bermain ketika di tempat lain.[18]
Dari beberapa tabel yang penulis dapatkan dengan melalui penyebaran angket maka peranan orang tua terhadap anaknya dalam mempelajari Al-Qur’andengan metode qiraati di TPQ Nurul Ummah adalah sebagaimana tabel berikut :
Tabel XXVII
PERAN ORANG TUA TERHADAP ANAKNYA DALAM MEMPELAJARI AL-QUR’AN DI TPQ NURUL UMMAH
Peranorang tua pada anak
Frekuensi
Persentase
Berperan
12
34,3%
Kurang berperan
18
51.4%
Tidak berperan
5
14.3%
Jumlah
35
100%
Melihat tabel penelitia yang didapat dari penyebaran angket, maka menunjukkan bahwa 12 orang (34.3%)meyatakan “Berperan”sedang kan yang menyatakan “Kurang berperan” adalah 18 orang (51.4%) dan yang menyatakan “tidak berperan” sebanyak 5 Orang (14.3%).
Berdasarkan persentase tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa peran orang tua terhadap anaknya dalam mempelajari al-Qur’an di TPQ Nurul Ummah dapat dikatakan belum sepenuhnya berperan terbukti dari 35 responden yang berperan haya 35.3% atau 12 orang saja. Dandalam tabel ini penulis menggabungkan dari beberapa jawaban dalam angket yang dianggap dapat mewakili peran orang tua terhadap anaknya diantaranya yaitu :
1.Peran orang tuadalam mendampingi anak ketika sedang belajarmateri yang diajarkan dariTPQ Nurul Ummah.
2.Orang tua/wali santri yang mengarahkan kepada anaknya dalam belajar.
3.Orangtua/wali santri yang mengantar anaknya ketika berangkat mengaji dan pulang dari TPQ Nurul Ummah.
4.Orang tua/wali santri yang menyuruh mengulang materi yang telah diajarkan di TPQ NurulUmmah.
5.Orang tua/ wali santri yang menyuruh mempelajari materi yang akan diajarkan di TPQ Nurul Ummah.
6.Orang tua /wali santri yang memberi hadiah ketika anaknya lulus baik lulus dalam setiap pertemuan maupun lulus ketika kenaikan jilid atau tingkat.
Dalam hal ini maka penulis memberi sekor pada jawaban wali santri yang telah menjawab pertanyaan pada angket sehingga penulis dapat menyimpulkan sebagaimana tabel di atas. Adapun sekor yang dibuat penulis yaitu ketika wali santri menjawab A maka sekornya 4, ketika wali santri menjawab B maka sekornya 3, ketika menjawab C maka sekornya 2 dan ketika menjawab D maka sekornya 1, untuk mengkategorikan wali santri yang berperan maka jumlah sekor yang penulis buat yaitu antara 20-24, sedangkan orang tua yang kurang berperan antara sekor 16-19 dan sekor orang tua yang tidak berperan antara sekor 6-15.
C.Keberhasilan Anak (santri) TPQ Nurul Ummah dalam Mempelajari Al-Qur’an dengan Metode Qiraati
Dalam uraian ini penulis akan menyajikan data-data tentang hasil yang telah dicapai santri (siswa) TPQ Nurul Ummah terkait dengan peranan orang tua dalam keberhasilan mempelajari Al-Qur’an di TPQ Nurul Ummah. Apakah mempunyai hubungan antara peranan orang tua dengan keberhasilan anak dalam mempelajari AL-Qur’an dengan metode qiraati di TPQ Nurul Ummah atau tidak, sebab peran orang tua dalam pendidikan sangat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar.
Adapun mengingat banyaknya santri di TPQ Nurul Ummah apabila penulis teliti semua akan membutuhkan waktu yang tidak sedikit sehingga penulis membatasi obyek dalam penelitian kali ini yaitu penulis hanya meneliti lamanya anak ketika menempuh jilid I A sampai III B karena menurut penulis ketika anak telah menempuh jilid IV dapat dikatakan berhasil, hal ini dijadikan penulis sebagai pedoman kerena ketika anak sudah menempuh jilid IV ke atas maka anak tersebut dapat dikatakan lencar dalam membaca Al-Qur’an. bahkan apabila dibandingkan antaraanak jilid IV yang menggunakan metode qiraati dengan anak yang telah sampai Al-Qur’an tetapi dengan metode lainnya dapat dikatakan masih bagus bacaannya anak yang jilid IV dengan menggunakan metode qiraati. Adapuntolak ukuryang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan setandar kelulusan atau data rata-rata kanaikan tingkat ataujilid di TPQ Nurul Ummah yaitu penulis gambarkan sebagai berikut ;
Tabel XXVII
STANDAR KENAIKAN TINGKAT/JILID QIRAATIDI TPQ NURUL UMMAH
KELAS
WAKTU (HARI)
I A
35
I B
30
II A
35
II B
35
III A
35
III B
35
JUMLAH
205
Dari tabel standar kenaikan tingkat atau jilid di TPQ Nurul Ummah yang penulis tetapkan, maka dari sini dapat melihat keberhasilan santri dalam memepelajari Al-Qur’andengan metode Qiraati di TPQ Nurul Ummah. Dan dalam pembahasankali ini penulis akan memberikan data antara santri yang orang tuanya berperan, kurang berperan dan orang tua yang tidak berperan dalam keberhasilan anak/santri ketika belajar al-Qur’an dengan metode qiraati di TPQ Nurul Ummah, namun sebagaimana yang telah disebutkan di atas penulis hanya menelitiketika santri menempuh dari jilid I A sampai jilid III B. adapun tabel yang penulis peroleh dari penyebaran angket dan dari buku prestasi santri adalah sebagai berikut ;
Tabel XXVIII
DATA HASIL KENAIKAN JILID/KELAS IA SAMPAI IIIBYANG ORANG TUANYA BERPERAN
Kenaikan jilid
Frekuensi
Persentase
Lebih dari 205 Hari
-
-
Kurang dari 205 Hari
12
100%
Jumlah
12
100%
Melihat tabel penelitian yang penulis dapatkan dari lapangan, maka menunjukkan bahwa sebanyak 12 santri (100%) dari 12 anak yang orang tuanya berperan ketika santri menempuhjilidIA sampai III B membutuhkan waktu kurang dari 205 hari sedangkan yang membutuhkan waktu lebih dari 205 hari dalammenempuh jilid I A sampai III B tidak ada sama sekali.
Dari persentase tersebut dapat penulis simpulkan bahwa ketika orang tua berperan ketika anak mempelajari al-Qur’an dengan metode qiraati di TPQ Nurul Ummah maka dapat tidak melebihi batas waktu yang penulis tetapkan ketika santri menempuh jilid I A sampai III B yaitu sebanyak 205 hari, hal ini dikarenakan ketika anak yang orang tuanya berperan maka anak akan selalu terkontrol baik dalam belajarnya yaitu dengan mengulangi materi yang telah diberikan maupun ketika belajar materi yang akan diajarkan di TPQ Nurul Ummah. Selain itu ketika orang tua berperan dalam pendidikanmaka kebiasaan anak dalam belajar akan tumbuh sejak masih kecil sehingga terbiasa untuk belajar.
Tabel XXIX
DATA HASIL KENAIKAN JILID/KELAS IA SAMPAI IIIBYANG ORANG TUANYA KURANG BERPERAN
Kenaikan jilid
Frekuensi
Persentase
Lebih dari205 Hari
7
38.9%
Kurang dari 205 Hari
11
61.1%
Jumlah
18
100%
Melihat tabel penelitian yang penulis dapatkan dari lapangan, maka menunjukkan bahwa sebanyak 7 santri (35.9%) dari 18 santri yang orang tuanya kurangberperan ketika santri menempuhjilidIA sampai III Bmembutuhkan waktu kurang lebih 205 hari sedangkan yang membutuhkan waktu kurang dari205 hari dalam menempuh jilid I A sampai III B sebanyak 11 santri (61.1%).
Dari persentase tersebut di atas dapat penulis simpulkan bahwa ketika orang tua kurang berpera maka anak akan cenderung lambat dalam belajar terutama ketika mempelajari al-Qur’an di TPQ Nurul Ummah karena di TPQ Nurul Ummah dalam pembelajarannya menggunakan metode qiraati yang menuntut santri untuk selalu belajar menurut pengamatan penulis ketika santri yang orang tuanya kurang berperan santri tersebut ketika di rumah jarang belajar materi yang diajarkan di TPQ Nurul Ummah sehingga ketika santri sorogan banyak yang belum lulus sehingga satu halaman bisa diulang ulang sampai beberapa pertemuan.
Tabel XXX
DATA HASIL KENAIKAN JILID/KELAS IA SAMPAI IIIBYANG ORANG TUANYA TIDAK BERPERAN
Kenaikan jilid
Frekuensi
Persentase
Lebih dari205 Hari
4
80%
Kurang dari 205 Hari
1
20%
Jumlah
5
100%
Daritabel penelitian yang penulis dapatkan dari lapangan, maka menunjukkan bahwa sebanyak 4 santri (80%) dari 5 santri yang orang tuanyatidakberperanketika santri menempuhjilidIA sampai III B membutuhkan waktulebihdari 205 hari,sedangkan yang membutuhkan waktu kurang dari205 hari dalam menempuh jilid I A sampai III B sebanyak 1 santri (20%).
Berdasarkan dari persentase tersebut maka penulis dapat menyinmpulkan bahwa santri yang orang tuanya tidak berperan maka santri tersebut cenderung lama naik jilid atau naik tingkat menurut pengamatan dari penulis ketika anak yang orang tuanya tidak berperan, maka anaktesebut ketika dalam sorogan kepada ustadznya tidak bisalulus dalam satu kali pertemuan. Hal ini disebabkan adanya kurang semangat dalam belajar pada anak yang orang tuanya tidak berperan. Sehingga anak hanya belajar ketika di kelas saja.
Jadi antara orang tua yang berperan terhadap anaknya dengan orang tua yang tidak berperan maka dapat penulis gambarkan sebagaimana tabel berikut ;
Tabel XXXI
PERAN ORANG TUA DAN KEBERHASILAN ANAK DALAM MEMPELAJARI AL-QUR’AN DENGAN METODE QIRAATI DI TPQNU
Hari yang ditempuh
Orangtua yang berperan
Orangtua yang kurang berperan
Orangtua yang tidak berperan
Lebih dari 205 hari
-
38.9%
80%
Kurang dari 205 hari
100%
61.1%
20%
Jumlah
100%
100%
100%
Dari tabel tersebut tersebut di atas ketika anak belajar al-Qur’an dengan metode qiraati di TPQ Nurul Ummah antara orang tua/wali santri yang berperan, kurang berperan dan wali santri yang tidak berperan, maka dapat penulis simpulkan bahwa semakin wali santri berperan dalamkegiatan belajar anak (santri) ketikamempelajari al-Qur’an dengan menggunakan metode qiraati di TPQ Nurul Ummah maka semakin cepat lulusnya atau semakin cepat naik jilidnya, halini terbukti bahwa santri yang wali santrinya ikut berperan ketika anak mempelajari al-Qur’andi TPQ Nurul Ummah menunjukkan 100% berhasil dari 12 santri. Dan ketika wali santri kurang berperan ketika anak mempelajari al-Qur’andi TPQ Nurul Ummah menunjukkan 61.1% santri yang berhasil dari 18 santri dan ketika wali santritidak berperanketika anak mempelajari al-Qur’andi TPQ Nurul Ummah menunjukkan hanya 20% santri yang dapat berhasil dari 5 santri.
[1]Hasil wawancara dengan Ibu Hani Handayani selaku wali santri TPQ Nurul Ummah, pada tanggal 16 Desember 2008
[2]Hasil wawancara dengan Ibu TitikIsmeini Hanafi Selaku wali santri TPQ Nurul Umma, padatanggal 18 Desember 2008